Look for Grills That You Can Easily Transport in Your Vehicle

Outdoor kitchens and modern barbecues packed with exciting features make it easy for today’s grill enthusiasts to fully immerse themselves in their passion. However, there may be times when you find…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Milo

Tidak lama setelah Kevin mengirim pesan kepada istrinya, Alina, Kevin kini sudah berada di animal cafe yang berada tidak jauh dari kantornya berada. Sesaat setelah Kevin masuk, dirinya mendapati Lina tengah asyik bermain dengan beberapa kucing milik kafe itu sendiri. Karena Lina yang terlalu asyik bermain bersama kucing-kucing itu, membuat dirinya tidak menyadari kedatangan sang Suami. Saat Lina sudah berdiri dan membalikkan tubuh dengan menggendong kucing berbulu putih, dirinya terkejut kala mendapati Kevin berdiri di hadapannya dengan senyum tipis. “Mas? Kapan datengnya?” tanya Lina polos. Kevin mengusap pelan puncak kepala Lina, “Mas udah di sini dari 5 menit yang lalu, Dek.”

Kevin bergantian melihat Lina dan kucing yang berada di gendongan istrinya itu. Tidak ingin jika sesuatu menyakiti Lina lagi seperti beberapa bulan lalu. “Mas, ayo duduk.” Lina berjalan ke tempat duduknya tadi disusul dengan Kevin yang mengekor di belakang.

“Mas mau aku pesenin kopi nggak?” tawar Lina. “Nggak usah, dek.” Namun, tangan Kevin meraih es cokelat milik Lina. Kevin mendapati ada tiga gelas kosong yang entah itu apa isinya tadi.

“Gelas kosong ini, isinya apa aja?” Lina melirik gelas kosong yang berada di meja, lalu beralih menatap Kevin. “Yang satu tadi kopi, sisanya cokelat, Mas.” Kevin mengangguk mendengar perkataan Lina.

Kucing yang tadinya berada di pangkuan Lina, kini berjalan menghampiri Kevin. Spontan, Kevin mengusap lembut Kucing itu. “Dek,” panggil Kevin. “Hm?”

“Kamu yakin mau pelihara kucing lagi?” pertanyaan dari Kevin tidak langsung Lina jawab. Jujur, dirinya masih ragu. Tapi, keinginan Lina untuk memelihara seekor kucing sungguh kuat. “Yakin, Mas. 100 persen yakin.” Kata Lina yakin.

Kevin mengangguk samar, “Mas bolehin kalau mau pelihara lagi. Tapi, Mas masih takut kejadian seperti dulu terulang lagi.” Kevin melarikan matanya menatap mata Lina. Lina meraih tangan Kevin, menggenggamnya, “Aku janji, kejadian itu nggak akan terulang lagi, Mas.”

Beberapa bulan lalu, kucing peliharaan Lina mati karena tidak sengaja tersiram air panas. Saat itu di rumah mereka memang kedatangan tamu dari keluarga kakak Kevin. Saat Lina sedang memasak, tiba-tiba sepasang anak kembar, anak dari kakak Kevin berlarian sampai ke dapur dan alhasil menyenggol panci sayur yang sedang ada di atas kompor. Panci itu tentu saja jatuh mengenai sepanjang kaki kanan Lina dan juga kucing Lina yang bernama Milo yang saat itu sedang duduk di samping kaki kanan Lina menemani dirinya memasak.

Teriakan kesakitan Lina yang berasal dari dapur terdengar sampai ke ruang di mana Kevin dan kakaknya berada. Tanpa berpikir lama lagi, Kevin segera berlari menghampiri Lina begitupun kakaknya yang ikut menyusul Kevin. Setelah sampai di dapur, kakak Kevin segera menarik anak kembarnya menjauh.

Kevin mendapati Lina yang terduduk di bawah dengan air dari masakan yang berserakan di sekitar. Kevin mendekat ke Lina, melihat keadaan istrinya, “Dek,” panggil Kevin dengan penuh rasa khawatir. Dengan mata yang penuh air mata, Lina menatap Kevin, “Mas, Milo,” tak dipungkiri suara Lina begitu bergetar. Kevin mengalihkan pandang dari Lina ke Milo. Kucing itu berada di dekat kaki Lina dengan keadaan yang sekarat.

Mengetahui itu, Kevin segera menggendong Lina menjauhi area. Kevin mendudukkan Lina ke kursi, lalu melihat betapa merahnya kaki Lina karena tersiram air panas. “Mas mau ambil kunci mobil duu.” Saat Kevin akan berlalu, Lina menarik ujung baju Kevin, “Mas, Millo udah nggak nafas,” Kevin segera memeluk Lina, membawa kepala perempuan itu agar tidak melihat Milo lagi.

Kucing itu mati mengenaskan dengan tubuh yang secara keseluruhan tersiram air panas.

Setelah kejadian itu, selama beberapa hari, Lina tidak mau menyentuh dapur sedikitpun. Kevin tahu betapa Lina sangat menyayangi Milo. Karena kucing itu memang sudah dirawat Lina sejak dirinya masih kecil.

“Ya, udah. Mas izinin.” Perkataan yang keluar dari Kevin sungguh membuat Lina bahagia. “AKU MAU YANG INI, MAS.” Lina menunjuk kucing berbulu putih dengan sedikit warna abu-abu yang berada di pangkuan Kevin. “Iya, Sayang. Mas urus dulu, ya.” Lina mengangguk semangat.

Kevin pergi meninggalkan Lina untuk menemui pemiliknya. Wajah kepalang bahagia Lina pancarkan. Ia meraih kucing itu ke gendongannya, “Halo, Milky. Abis ini kita akan pulang ke rumah.”

-fin

Add a comment

Related posts:

Aunt Ethel and the Lawyer

Average people all around are getting tricked by large-scale corporations every day. Companies and marketing individuals are always extremely careful with their words. In the world, there are many…

GEN Z

COVID19 has instilled a consistent fear in all of us. Our personal lives, our career, our economy, our country, everything only adds on to the mounting pressure that we already are experiencing. We…

Mother Earth Message

Susan Brearley is a published book author, writer, editor, essayist and poet. She is currently working on her second book, a murder mystery about an OCD detective, who’s been called a “young version…