Prioritize

Do you brood or contemplate over everything that happens in your life? Does anything throw you off your balance? It may be a friend commenting on your writing skills or someone remarking on how you…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




the truth untold

Lyan mengetuk pintu tiga kali, napasnya tersengal-sengal sebab berlari dari lantai dua. Lyan nggak paham, darahnya berhenti berdesir tiga puluh detik ketika dapati Mas Jidan yang beri pesan singkat. Sebuah perintah yang lebih ke pernyataan. “Buka aja, yan.” Suara mbak Rina kedengaran, Lyan membuka pintu pelan-pelan.

Matanya terpaku, ketika dapati mbak Rina duduk di pinggir ranjang. Memangku sebuah kotak cokelat usang. Berdebu sebab sudah lama nggak dibersihkan. tangan halus mbak Rina menyapu pelan tutup kotak tersebut. Lyan mendekat, dia mendudukkan diri disebelah mbak Rina. Mulut Lyan hampir terbuka, hampir terlontar pertanyaan yang Mas Jidan suruh tanyakan sebelumnya. Tapi mbak Rina lebih dulu buka suara,

“kalau kamu pikir mbak Rina dan mamas mu menikah karena cinta, kamu salah besar, Lyan.” Tangan Mbak Rina membuka tutup kotak itu. Sebuah photo menjadi sapaan. Lyan kaku di tempat lama sekali. Keduanya menatap photo tersebut dalam-dalam. Lyan yang terkejut dan Mbak Rina yang sendu. Keduanya geming di tempat. Satu menit, dua menit, Mbak Rina menghela napasnya dia melanjutkan bicara, “mamas mu itu … juga suka laki-laki, lyan. Sagara namanya, yang ini orangnya.”

Tangan mbak Rina terangkat, menunjuk wajah Sagara dalam pigura. Lyan hampir menangis saat itu, “mbak Rina .. itu abangnya Tara.” Telunjuk Lyan ikut menunjuk disebelah tangan mbak Rina. Lyan menunduk, lemas sekali rasanya. Dan mbak Rina mengangguk, “tau. Sagara itu sahabatnya mbak, yan. Mbak tau.” Suara perempuan itu bergetar, kentara sekali menahan air mata. Tangan mbak Rina terangkat lagi, bertengger di kepala yang lebih muda, mengelus perlahan surai Lyan yang hitam legam. Menatap netra Lyan dalam-dalam sembari tersenyum penuh makna.

“Lyan, ketika mamas mu pacaran dengan Sagara. Mbak selalu disana jadi perantara. Pura-pura jadi pacar mas Jidan biar di perbolehkan keluar jalan-jalan. Pura-pura berlagak mesra biar nggak ada rasa curiga. Waktu itu, mas Jidan mana ada melirik ke mbak, walaupun mbak sering sekali bilang kalau mbak sebenarnya suka dengan dia. Tapi mas Jidan mana peduli, cintanya dia cuman untuk Sagara malas sepertinya ngurus mbak yang banyak maunya. Kamu tau mamas mu jawab apa waktu mbak confess untuk yang kelima kalinya?” Lyan mengangguk pelan meski dia terlampau bingung. Tangannya meremat celana sembari menunggu mbak Rina siap kembali bicara.

Rina, habis ini kamu nggak perlu susah-susah lagi kok. Aku sama Sagara mau jujur dengan mama. Tolong doakan ya? mbak lemas sekali waktu itu, mbak takut, sedih, kecewa, tapi juga lega.” Rina menunduk untuk waktu yang lama. kemudian secara tiba-tiba kekehannya terdengar,

“Tapi besok nya Sagara nelpon mbak dia bilang kalau mereka putus. dan mama Jidan mau nikahkan mbak dengan mamas mu.” Mbak Rina menepuk paha Lyan yang berada di sebelahnya dua kali. Dia tersenyum, “pacaran dengan Tara kan? Totalitas. Kalau mau jujur dengan mama, berjuang sampai dapat. Jangan malah menyerah dan milih untuk tarik perempuan lain ke hubungan kamu. Jangan cari korban lagi, mbak aja nggak apa.”

Lyan sudah menangis sejak mbak Rina mulai bicara. Tanpa berpikir dua kali dia memeluk mbak Rina. Mengelus pundak sempit mbaknya dengan pelan, “Mas Jidan sayang dengan mbak Rina.” Suaranya serak menyapa indra pendengaran Mbak Rina dengan pelan. “Mbak harap juga begitu.” Tangan mbak Rina naik, mengelus surai belakang Lyan. Keduanya saling beri semangat, saling tumpahkan air mata, saling luruh bersama.

Mbak Rina menyapu wajahnya. Lyan juga begitu. Dengan senyum yang kembali mengembang, Mbak Rina mengeluarkan satu satu barang dari dalam kotak. Suara mbak Rina riang menjelaskan, nggak kedengaran sedih ataupun menyesal. seperti ini hal yang sudah dia nantikan sejak lama. Di tengah tengah penjelasannya, mbak rina menoleh ke arah Lyan, “sudah berapa lama pacaran dengan Tara?” Alis mbak Rina naik penasaran.

Lyan malu malu menjawab, “bulan depan genap satu tahun hehe.” Mbak Rina menepuk jidat nya, kemudian dia tertawa dan mencubit pipi yang lebih muda. “Mbak kira baru hahaha. Tara gimana anaknya, baik?” Lyan cuman balas dengan anggukan kepala. Kemudian dia kembali melihat lihat barang yang mbak Rina keluarkan sebelumnya.

— — —

Tertanda, Dey.

Add a comment

Related posts:

Snowrunner Steam CD Key Free

Get Snowrunner steam key free. Activate Snowrunner CD key and start downloading your game on Steam. Activation code is delivered instantly! If you’re a fan of off-road adventures, challenging…

A Personalized Treatment For Injury Helps Bring Better Relief During Chiropractic Care

You need to maintain your physical, emotional, and mental health at an optimal level. It is not an easy task, and you ought to work toward sustaining a balance between these. Even if one of these…

Video Mesum Di Wikwik Dengan Bapak Kandung Bejat

Hobi mesum gak nih sob?:D sama kita. wkwkwk Nih ada situs website mesum buat kamu :D Berisi Ribuan film mesum kualitas HD dari semua negara. Dan untuk kamu yang tinggal di Indonesia tidak perlu…